Ditulis Oleh Eni Setiani

Lewat
Fiksimini Bahasa Indonesia

mawar ungu

Fiksi # Ma Minah #

Rumah kecil yang hampir roboh, dihuni oleh seorang nenek yang sudah terbiasa mandiri.
Soré itu hujan deras dengan angin yang sangat kencang.
Ma Minah menatap air yang mulai jatuh melalui atap rumahnya.
Semenjak suaminya meninggal dunia, atap rumahnya yang bocor tidak ada yang membetulkan. Kian hari bocornya semakin parah. Di dalam hatinya ia bicara. “Ki, andai masih ada, atap itu pasti sudah dibetulkan, dan tak mungkin ema kedinginan seperti ini!” Lalu berdiri dan ngeloyor ke dapur. Diambilnya segulung tambang yang di simpan di sudut dapur. Mata Ma Minah mencari tempat yang bersih. “Di sini saja, biar leluasa.” Gumamnya. Lantas Ma Minah duduk dan memulai pekerjaannya. Jemari keriputnya tapis banget menganyam tali tambang dibuat kesed untuk dijual esok hari. Sambil membuat kesed Ma Minah tak henti berdo’a, “Tuhan! Kutitipkan rumah ini kepada Mu, Engkau tau yang terbaik buat hamba. Aamiin.”